....Welcome To Karina`s Page...

Minggu, 24 November 2013

tugas ke-4 (softskill)


Tugas ke-empat (softskill)
Assalamualaikum wr.wb
Pada tugas ke empat ini kita mengawali pembahasan kita mengenai MOTIVASI. Banyak orang yang mungkin tanpa sadar telah termotivasi karena suatu hal dan dapat membuat hidup mereka menjadi lebih baik
1.       Motivasi :
Motivasi menurut saya adalah hal yang dapat membuat kita mendapatkan  semangat untuk mencapai suatu hal yang lebih baik lagi. Banyak hal yang dapat kita lihat sebagai motivasi dalam hidup ini
-          Pentingnya Motivasi
Menjalani hidup tanpa adanya dorongan atau motivasi seperti hidup yang tanpa adanya tujuan. Seseorang akan menjalanin hidup dengan lebih semangat karna adanya motivasi yang mendorong kita untuk mencapai segala sesuatu .
-          Pandangan Motivasi dalam organisasi
Pada dasarnya banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya proses Pemotivasian di organisasi, diantaranya :
a. Adanya Tujuan
Maksudnya adalah setiap orang atau individu pasti memiliki tujuan, visi, atau pun misi. Jadi semakin besar tujuan atau semakin pentingnya misi tersebut maka akan semakin besar pula pengaruh motivasi yang terjadi.
b. Adanya Tantangan (challenge)
Maksudnya adalah bila kita ketahui di setiap kehidupan manusia pasti ada tantangan yang akan berbuah manis untuk dirinya, contohnya adalah seorang mahasiswa di berikan tantangan (challenge) oleh dosen dikelas untuk menyelesaikan tugas tepat waktu dengan rewardnya ada nilai maksimum atau nilai A. Maka jelas dengan sendirinya motivasi yang besar tertanam didalam diri mahasiswa tersebut, bagaimana caranya bisa mendapatkan nilai maksimum atau nilai A.
c. Adanya Tanggung Jawab
Maksudnya adalah apabila setiap individu diberikan tanggung jawab yang sesuai dengan keahlian serta kemampuannya, maka ia akan berusaha sekuat mungkin untuk menjaga kepercayaan yang telah diberikan kepadanya. Jadi tanggung jawab dapat mengimplementasikan adanya suatu totalitas di dalam organisasi, yang akan menyebabkan tingkat motivasi kerja semakin tinggi.
d. Adanya kepemimpinan (leadership)
Sudah jelas dan gamblang pada setiap organisasi pasti ada yang disebut sebagai pemimpin, yang sudah pasti pemimpin tersebut memiliki kemampuan lebih dibandingkan dengan anggota organisasi yang lain. Dalam hal ini seorang pemimpin harus dapat menciptakan suasana kerja yang kondusif didalam organisasi agar para anggota dapat menjalankan roda kegiatan dengan baik, kemudian ia juga harus mampu memahami psikologi dasar tentang motivasi dalam organisasi.
e. Adanya Keharmonisan
Maksudnya adalah keharmonisan dan keakraban dapat menjadi suatu point dimana setiap anggota organisasi dapat bekerja sesuai dengan suasana hati yang baik, dari sanalah akan tercipta motivasi yang besar serta dapat mempengaruhi kinerja anggota.
-          Teori-teori Motivasi
Teori-Teori Motivasi
Secara garis besar, teori motivasi dikelompokkan ke dalam tiga kelompok yaitu teori motivasi dengan pendekatan isi/kepuasan (content theory), teori motivasi dengan pendekatan proses (process theory) dan teori motivasi dengan pendekatan penguat (reinforcement theory).Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).

Untuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa teori tentang motivasi, antara lain :
·      Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami antara satu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. Apabila pegawai kebutuhannya tidak terpenuhi maka pegawai tersebut akan menunjukkan perilaku kecewa. Sebaliknya, jika kebutuhannya terpenuhi amak pegawai tersebut akan memperlihatkan perilaku yang gembira sebagai manifestasi dari rasa puasnya.
Kebutuhan merupakan fundamen yang mendasari perilaku pegawai. Karena tidak mungkin memahami perilaku tanpa mengerti kebutuhannya.
Abraham Maslow (Mangkunegara, 2005) mengemukakan bahwa hierarki kebutuhan manusia adalah sebagai berikut :
1.    Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan fisik, bernapas, seksual. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat terendah atau disebut pula sebagai kebutuhan yang paling dasar
2.    Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan diri dari ancaman, bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup
3.    Kebutuhan untuk rasa memiliki (sosial), yaitu kebutuhan untuk diterima oleh kelompok, berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai serta dicintai
4.    Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh orang lain
5.    Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill dan potensi. Kebutuhan untuk berpendapat dengan mengemukakan ide-ide, gagasan dan kritik terhadap sesuatu

·      Teori Keadilan
Keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat  kerja seseorang, jadi perusahaan harus bertindak adil terhadap setiap karyawannya. Penilaian dan pengakuan mengenai perilaku karyawan harus dilakukan secara obyektif. Teori ini melihat perbandingan seseorang dengan orang lain sebagai referensi berdasarkan input dan juga hasil atau kontribusi masing-masing karyawan (Robbins, 2007).

·      Teori X dan Y
Douglas McGregor mengemukakan pandangan nyata mengenai manusia. Pandangan pertama pada dasarnya negative disebut teori X, dan yang kedua pada dasarnya positif disebut teori Y (Robbins, 2007).
McGregor menyimpulkan bahwa  pandangan manajer mengenai sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka cenderung membentuk perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut.

·      Teori dua Faktor Herzberg
Teori ini dikemukakan oleh Frederick Herzberg dengan asumsi bahwa hubungan seorang individu dengan pekerjaan adalah mendasar dan bahwa sikap individu terhadap pekerjaan bias sangat baik menentukan keberhasilan atau kegagalan. (Robbins, 2007).
Herzberg memandang bahwa kepuasan kerja berasal dari keberadaan motivator intrinsik dan bawa ketidakpuasan kerja berasal dari  ketidakberadaan faktor-faktor ekstrinsik.

·      Teori Kebutuhan McClelland
Teori kebutuhan McClelland dikemukakan oleh David McClelland dan kawan-kawannya. Teori ini berfokus pada tiga kebutuhan, yaitu (Robbins, 2007) :
a.    Kebutuhan pencapaian (need for achievement) : Dorongan untuk berprestasi dan mengungguli, mencapai standar-standar, dan berusaha keras untuk berhasil.
b.    Kebutuhan akan kekuatan (need for pewer) : kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.
c.    Kebutuhan hubungan (need for affiliation) : Hasrat untuk hubungan antar pribadi yang ramah dan akrab.

-           Teori-teori Isi
A. Teori Isi (content theory)
Profil kebutuhan yang dimiliki oleh seseorang yang mendasari perilakunya. Teori isi terdiri dari 4 teori pendukung, yaitu :
1. Teori Hirarki Kebutuhan (A. Maslow)
yang dikembangkan oleh Abraham H.Maslow pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu :
  • Fisiologis: Kebutuhan yang paling bawah, dorongan kuat pada diri manusia untuk survive (makan, minum & oksigen)
  • Keamanan: Standar hidup, jaminan, takut kehilangan pekerjaan
  • Sosial: Kebutuhan untuk dicintai & mencintai, merasa bagian dari suatu kelompok (diterima disuatu kelompok), persahabatan & keakraban.
  • Penghargaan: Cukup dipandang, memberikan kontribusi pada orang lain, status & penghargaan.
  • Aktualisasi diri: Perasaan bahwa pekerjaan yang dilakukan menghasilkan prestasi (senseof accomplishment).
Menurut maslow, jika seorang pimpinan ingin memotivasi seseorang, maka ia perlu memahami sedang berada pada anak tangga manakah posisi bawahan dan memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan itu atau kebutuhan dia atas tingkat itu.
2.       Teori-teori Proses
Teori-teori proses berkenaan dengan bagaimana perilaku timbul dan dijalankan. Teori-teori proses yang akan dibahas 1) teori pengharapan, 2) pembentukan perilaku, 3) teori Porter –Lawler, dan 4) teori keadilan
Teori Pengharapan
            Konsep ini berhubungan dengan motivasi, dimana individu diperkirakan akan menjadi pelaksana dengan prestasi tinggi bila mereka melihat 1) suatu kemungkinan (probabilitas) tinggi bahwa usaha-usaha mereka akan mengarah ke prestasi tinggi, 2) suatu probabilitas tinggi bahwa prestasi tinggi akan mengarah ke hasil-hasil yang menguntungkan, dan 3) bahwa hasil-hasil tersebut akan menjadi, pada keadaan keseimbangan, penarik efektif bagi mereka.
            Teoeri pengharapan menyatakan bahwa perilaku kerja karyawan dapat dijelaskan dengan kenyataan : para karyawan menentukan terlebih dahulu apa perilaku mereka yang dapat dijalankan dan nilai yang diperkirakan sebagai hasil-hasil alternative dari perilakunya.
            Menurut Victor Vroom, dikenal dengan teori nilai – pengharapan Vroom, orang dimotivasi untuk bekerja bila mereka (1) mengharapkan usaha-usaha yang ditingkatkan akan mengarahkan ke balas jasa tertentu, dan (2) menilai balas jasa sebagai hasil dari usaha-usaha mereka.
Pembentukan Perilaku
            B.F. Skinner mengemukakan pendekatan lain terhadap motivasi yang mempengaruhi dan merubah perilaku kerja yaitu teori pembentukan perilaku (operant conditioning) atau sering disebut dengan istilah-istilah lain seperti behavior modification, positive deforecement, dan Skinnerian conditioning.  Pendekatan ini didasarkan terutama atas hokum pengaruh (law of effect), yang menyatakan bahwa perilaku yang diikuti dengan konsekuensi-konsekuensi pemuasan cenderung diulang, sedangkan perilaku yang diikuti konsekuensi-konsekuensi hukuman cenderung tidak diulang.
            Jadi, perilaku (tanggapan) individu terhadap suatu situasi atau kejadian (stimulus) adalah penyebab konsekuensi tertentu.
            Ada empat teknik yang dapat digunakan manajer utnuk mengubah perilaku bawahan :
1.      Penguatan positif, bisa penguat primer seperti minuman atau makanan yang memuaskan kebutuha-kebutuhan biologis, ataupun penguat sekunder seperti penghargaan berwujud hadiah, promosi dan uang.
2.      Penguatan negatif, dimana individu akan mempelajari perilaku yang membawa konsekuensi tidak menyenangkan dan kemudian menghindari perilaku tersebut di masa mendatang (avoidance learning).
3.      Pemadaman, dilakukan dengan peniadaaan penguatan.
4.      Hukuman, melalui mana manajer mencoba untuk mengubah perilaku bawahan yang tidak tepat dengan pemberian konsekuensi-konsekuensi negatif.
W. Clay hammer telah mengidentifikasikan 6 (enam) pedoman penggunaan teknik-teknik pembentukan perilaku, atau disebut teori belajar (learning theory), yaitu :
1.      Jangan memberikan penghargaan yang sama kepada semua orang.
2.      Perhatikan bahwa kegagalan utnuk member tanggapan dapat juga mengubah perilaku.
3.      Beritahu karyawan tentang apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan penghargaan.
4.      Beritahu karyawan tentang apa yang dilakukan secara salah.
5.      Jangan member hukuman di depan karyawan lain.
6.      Bertindak adil.
Teori Porter – Lawler
            Model Porter – Lawler adalah teori pengharapan dari motivasi dengan versi orientasi mendatang, dan juga menekankan antisipasi tanggapan-tanggapan atau hasil-hasil. Para manajer tergantung terutama pada pengharapan di masa yang akan dating, dan bukan pengalaman masa lalu.
            Model pengharapan ini menyajikan sejumlah implikasi bagi manajer tentang seharusnya memotivasi bawahan dan juga implikasi bagi organisasi. Seperti yang diutarakan oleh Nadler dan Lawler, implikasi-implikasi model tertentu bagi manajer mencakup :
1.      Pemberian penghargaan yang sesuai dengan kebutuhan bawahan.
2.      Penentuan prestasi yang diinginkan.
3.      Pembuatan tingkat prestasi yang dapat dicapai.
4.      Penghubungan penghargaan dengan prestasi.
5.      Penganalisaan faktor-faktor apa yang bersifat berlawanan dengan efektifitas penghargaan.
6.      Penentuan penghargaan yang mencukupi atau memadai.
Sedangkan implikasi-implikasi bagi organisasi adalah meliputi :
1.      Sistem penghargaan organisasi harus dirancang untuk memotivasi perilaku yang beringinkan.
2.      Pekerjaan itu sendiri dapat dibuat sebagai pemberian penghargaan secara intrinsic.
3.      Atasan langsung mempunyai peranan penting dalam proses memotivasi.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqDuNXucIS3YiXtl-3NB68vGz5PkLt9AKf7sCYV2WKtzUs4yREEICgdXsFWbaS0faQRX7RiCOZTQP-fVkSHTuof5jUK4lt0iaHCN2dzOSr1OJ8mJDZvAXNmGr3XnUXN_qX2zmty4KPmnu5/s320/manajemen-umum.jpg
Teori Keadilan
Teori lain tentang motivasi sebagai hasil dari berbagai penelitian adalah teori keadilan dan ketidak-adilan. Teori ini mengemukakan bahwa orang akan selalu cenderung membandingkan antara 1) masukan-masukan yang mereka berikan pada pekerjaannya dalam bentuk pendidikan, pengalaman, latihan dan usaha, dengan 2) hasil-hasil (penghargaan-penghargaan) yang mereka terima, seperti juga mereka membandingkan balas jasa yang diterima karyawan lain dengan yang diterima dirinya untuk pekerjaan yang sama.
Faktor kunci bagi manajer dalah mengetahui apakah ketidak adilan dirasakan, dan bukan apakah ketidak-adilan secara nyata ada.

3.       Komunikasi :
-          Pengertian Komunikasi
Definisi komunikasi adalah penjabaran tentang arti istilah komunikasi berdasarkan pencetusnya. Artikel ini berisi daftar definisi komunikasi.
Menurut Onong Uchjana Effendy komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media)

-          Proses Komunikasi
Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi, banyak melalui perkembangan.
Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi.
Tahapan proses komunikasi adalah sebagai berikut :
  1. Penginterpretasian.
  2. Penyandian.
  3. Pengiriman.
  4. Perjalanan.
  5. Penerimaan.
  6. Penyandian balik.
  7. Penginterpretasian.

-          Saluran Komunikasi dalam Organisasi
Komunikasi adalah sebuah tindakan untuk berbagi informasi, gagasan atau pun pendapat dari setiap partisipan komunikasi yang terlibat didalamnya guna mencapai kesamaan makna.  Tindak komunikasi tersebut dapat dilakukan dalam berbagai konteks.  Konteks komunikasi yang  telah dibahas pada modul-modul sebelumnya adalah komunikasi antarpribadi (interpersonal Communication) dan komunikasi kelompok.Konteks komunikasi selanjutnya yang akan kita bahas adalah komunikasi organisasi.
Tindak komunikasi dalam suatu organisasi berkaitan dengan pemahaman mengenai peristiwa komunikasi yang terjadi didalamnya, seperti apakah instruksi pimpinan sudah dilaksanakan dengan benar oleh karyawan atau pun bagaimana karyawan/bawahan mencoba menyampaikan keluhan kepada atasan, memungkinkan tujuan organisasi yang telah ditetapkan dapat tercapai sesuai dengan hasil yang diharapkan. Ini hanya satu contoh sederhana untuk memperlihatkan bahwa komunikasi merupakan aspek penting dalam suatu organisasi, baik organisasi yang mencari keuntungan ekonomi maupun organisasi yang bersifat sosial kemasyarakatan.

-          Peranan Komunikasi Informal

Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun sosial, tindak komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi, yaitu:
1.  Fungsi informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi (information-processing system).  Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu.
2.  Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi.  Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini, yaitu:
  1. atasan atau orang-orang yang berada dalam tataran manajemen yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan.  Disamping itu mereka juga mempunyai kewenangan untuk memberikan instruksi atau perintah, sehingga dalam struktur organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada lapis atas (position of authority) supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya.
    1.  
  2. berkaitan dengan pesan atau message.  Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja.  Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan-peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.

3. Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan.  Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah.  Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
4. Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik.  Ada dua saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan laporan kemajuan oraganisasi; juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga ataupun kegiatan darmawisata.  Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.
-          Hambatan-hambatan Komunikasi Efektif
1.       Faktor hambatan yang biasanya terjadi dalam proses komunikasi, dapat dibagi dalam 3 jenis sebagai berikut:
a.       Hambatan Teknis
Hambatan jenis ini timbul karena lingkungan yang memberikan dampak pencegahan terhadap kelancaran pengiriman dan penerimaan pesan. Dari sisi teknologi, keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi, akan semakin berkurang dengan adanya temuan baru di bidang teknologi komunikasi dan sistim informasi, sehingga saluran komunikasi dalam media komunikasi dapat diandalkan serta lebih efisien.
b.      Hambatan Semantik
Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau idea secara efektif. Definisi semantik adalah studi atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa. Suatu pesan yang kurang jelas, akan tetap menjadi tidak jelas bagaimanapun baiknya transmisi.
c.       Hambatan Manusiawi
Hambatan jenis ini muncul dari masalah-masalah pribadi yang dihadapi oleh orang-orang yang terlibat dalam komunikasi, baik komunikator maupun komunikan.
1.       Ada beberapa hambatan terhadap komunikasi yang efektif, yaitu :
1.      Mendengar.
Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar dan tanggapi. Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita dengar.
2.      Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui.
3.      Menilai sumber.
Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada anak kecil yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung mengabaikannya.
4.      Persepsi yang berbeda.
Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika persepsi si pengirim pesan tidak sama dengan si penerima pesan. Perbedaan ini bahkan bisa menimbulkan pertengkaran, diantara pengirim dan penerima pesan.
5.      Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda.
Kita sering mendengar kata yang artinya tidak sesuai dengan pemahaman kita. Seseorang menyebut akan datang sebentar lagi, mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti satu menit, lima menit, setengah jam atau satu jam kemudian.
6.      Sinyal nonverbal yang tidak konsisten.
Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi – tidak melihat kepada lawan bicara, tetap dengan aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita-, mampengaruhi porses komunikasi yang berlangsung.
7.      Pengaruh emosi.
Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima informasi. apapun berita atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan ditanggapinya.
8.      Gangguan.
Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita berkomunikasi, jarak yang jauh, dan lain sebagainya.

4.       Peningkatan Efektivitas Komunikasi
 i

UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI
Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesamanya. Dalam kehidupannya manusia sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang kompleksitasnya jelas terlihat melalui jenis, peringkat, bentuk dan jumlah interaksi yang berlaku.
Proses dalam organisasi adalah salah satu faktor penentu dalam mencapai organisasi yang efektif. Salah satu proses yang akan selalu terjadi dalam organisasi adalah proses komunikasi. Melalui organisasi terjadi pertukaran informasi, gagasan, dan pengalaman. Mengingat perannya yang penting dalam menunjang kelancaran berorganisasi, maka perhatian yang cukup perlu dicurahkan untuk mengelola komunikasi dalam organisasi. Proses komunikasi yang begitu dinamik dapat menimbulkan berbagai masalah yang mempengaruhi pencapaian sebuah organisasi terutama dengan timbulnya salah faham dan konflik.
Komunikasi memelihara motivasi dengan memberikan penjelasan kepada para pegawai tentang apa yang harus dilakukan, seberapa baik mereka mengerjakannya dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja jika sedang berada di bawah standar.
Aktivitas komunikasi di perkantoran senantiasa disertai dengan tujuan yang ingin dicapai. Budaya komunikasi dalam konteks komunikasi organisasi harus dilihat dari berbagai sisi. Sisi pertama adalah komunikasi antara atasan kepada bawahan. Sisi kedua antara pegawai yang satu dengan pegawai yang lain. Sisi ketiga adalah antara pegawai kepada atasan. Masing-masing komunikasi tersebut mempunyai polanya masing-masing.

Komentar mengenai artikel:
Dari pembahasan berbagai sumber di atas dapat kita pelajari tentang pentingnya komunikasi di dalam hidup kita khususnya dalam berorganisasi. Banyak kesalahpahaman yang akan terjadi bila para anggota dalam organisasi tidak menerapkan berkomunikasi yang baik dan benar. Artikel mengenai hambatan-hambatan dalam komunikasi saya rasa cukup baik dalam membuat kita sadar betapa pentingnya komunikasi di dalam bersosialisasi.
Terima kasih khususnya untuk para narasumber dan mohon maaf bila ada kesalahan dalam pengerjaan tugas ini. Wassalamualaikum wr.wb
Sumber:




Tidak ada komentar:

Posting Komentar