Tugas ke-empat
(softskill)
Assalamualaikum wr.wb
Pada tugas
ke empat ini kita mengawali pembahasan kita mengenai MOTIVASI. Banyak orang
yang mungkin tanpa sadar telah termotivasi karena suatu hal dan dapat membuat
hidup mereka menjadi lebih baik
1. Motivasi :
Motivasi menurut
saya adalah hal yang dapat membuat kita mendapatkan semangat untuk mencapai suatu hal yang lebih
baik lagi. Banyak hal yang dapat kita lihat sebagai motivasi dalam hidup ini
- Pentingnya Motivasi
Menjalani hidup
tanpa adanya dorongan atau motivasi seperti hidup yang tanpa adanya tujuan. Seseorang
akan menjalanin hidup dengan lebih semangat karna adanya motivasi yang
mendorong kita untuk mencapai segala sesuatu .
- Pandangan Motivasi dalam organisasi
Pada
dasarnya banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya proses Pemotivasian di
organisasi, diantaranya :
a. Adanya
Tujuan
Maksudnya adalah
setiap orang atau individu pasti memiliki tujuan, visi, atau pun misi. Jadi
semakin besar tujuan atau semakin pentingnya misi tersebut maka akan semakin
besar pula pengaruh motivasi yang terjadi.
b. Adanya
Tantangan (challenge)
Maksudnya
adalah bila kita ketahui di setiap kehidupan manusia pasti ada tantangan yang
akan berbuah manis untuk dirinya, contohnya adalah seorang mahasiswa di berikan
tantangan (challenge) oleh dosen dikelas untuk menyelesaikan tugas tepat waktu
dengan rewardnya ada nilai maksimum atau nilai A. Maka jelas dengan sendirinya
motivasi yang besar tertanam didalam diri mahasiswa tersebut, bagaimana caranya
bisa mendapatkan nilai maksimum atau nilai A.
c. Adanya
Tanggung Jawab
Maksudnya
adalah apabila setiap individu diberikan tanggung jawab yang sesuai dengan
keahlian serta kemampuannya, maka ia akan berusaha sekuat mungkin untuk menjaga
kepercayaan yang telah diberikan kepadanya. Jadi tanggung jawab dapat
mengimplementasikan adanya suatu totalitas di dalam organisasi, yang akan
menyebabkan tingkat motivasi kerja semakin tinggi.
d. Adanya
kepemimpinan (leadership)
Sudah jelas
dan gamblang pada setiap organisasi pasti ada yang disebut sebagai pemimpin,
yang sudah pasti pemimpin tersebut memiliki kemampuan lebih dibandingkan dengan
anggota organisasi yang lain. Dalam hal ini seorang pemimpin harus dapat
menciptakan suasana kerja yang kondusif didalam organisasi agar para anggota
dapat menjalankan roda kegiatan dengan baik, kemudian ia juga harus mampu
memahami psikologi dasar tentang motivasi dalam organisasi.
e. Adanya
Keharmonisan
Maksudnya
adalah keharmonisan dan keakraban dapat menjadi suatu point dimana setiap
anggota organisasi dapat bekerja sesuai dengan suasana hati yang baik, dari
sanalah akan tercipta motivasi yang besar serta dapat mempengaruhi kinerja
anggota.
- Teori-teori Motivasi
Teori-Teori Motivasi
Secara garis besar, teori motivasi
dikelompokkan ke dalam tiga kelompok yaitu teori motivasi dengan pendekatan
isi/kepuasan (content theory), teori motivasi dengan pendekatan proses (process
theory) dan teori motivasi dengan pendekatan penguat (reinforcement
theory).Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat
menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu
kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi
intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).
Untuk memahami tentang motivasi,
kita akan bertemu dengan beberapa teori tentang motivasi, antara lain :
· Teori Hierarki Kebutuhan
Maslow
Kebutuhan dapat didefinisikan
sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami antara satu kenyataan
dengan dorongan yang ada dalam diri. Apabila pegawai kebutuhannya tidak
terpenuhi maka pegawai tersebut akan menunjukkan perilaku kecewa. Sebaliknya,
jika kebutuhannya terpenuhi amak pegawai tersebut akan memperlihatkan perilaku
yang gembira sebagai manifestasi dari rasa puasnya.
Kebutuhan merupakan fundamen yang
mendasari perilaku pegawai. Karena tidak mungkin memahami perilaku tanpa
mengerti kebutuhannya.
Abraham Maslow (Mangkunegara, 2005)
mengemukakan bahwa hierarki kebutuhan manusia adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan
fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan fisik, bernapas,
seksual. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat terendah atau disebut pula
sebagai kebutuhan yang paling dasar
2. Kebutuhan rasa
aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan diri dari ancaman, bahaya,
pertentangan, dan lingkungan hidup
3. Kebutuhan untuk
rasa memiliki (sosial), yaitu kebutuhan untuk diterima oleh kelompok,
berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai serta dicintai
4. Kebutuhan akan
harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh orang lain
5. Kebutuhan untuk
mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill dan
potensi. Kebutuhan untuk berpendapat dengan mengemukakan ide-ide, gagasan dan
kritik terhadap sesuatu
· Teori Keadilan
Keadilan merupakan daya penggerak
yang memotivasi semangat kerja seseorang, jadi perusahaan harus bertindak
adil terhadap setiap karyawannya. Penilaian dan pengakuan mengenai perilaku
karyawan harus dilakukan secara obyektif. Teori ini melihat perbandingan
seseorang dengan orang lain sebagai referensi berdasarkan input dan juga hasil
atau kontribusi masing-masing karyawan (Robbins, 2007).
· Teori X dan Y
Douglas McGregor mengemukakan
pandangan nyata mengenai manusia. Pandangan pertama pada dasarnya negative
disebut teori X, dan yang kedua pada dasarnya positif disebut teori Y (Robbins,
2007).
McGregor menyimpulkan bahwa
pandangan manajer mengenai sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok
asumsi tertentu dan bahwa mereka cenderung membentuk perilaku mereka terhadap
karyawan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut.
· Teori dua Faktor Herzberg
Teori ini dikemukakan oleh Frederick
Herzberg dengan asumsi bahwa hubungan seorang individu dengan pekerjaan adalah
mendasar dan bahwa sikap individu terhadap pekerjaan bias sangat baik
menentukan keberhasilan atau kegagalan. (Robbins, 2007).
Herzberg memandang bahwa kepuasan
kerja berasal dari keberadaan motivator intrinsik dan bawa ketidakpuasan kerja
berasal dari ketidakberadaan faktor-faktor ekstrinsik.
· Teori Kebutuhan McClelland
Teori kebutuhan McClelland
dikemukakan oleh David McClelland dan kawan-kawannya. Teori ini berfokus pada
tiga kebutuhan, yaitu (Robbins, 2007) :
a. Kebutuhan
pencapaian (need for achievement) : Dorongan untuk berprestasi dan mengungguli,
mencapai standar-standar, dan berusaha keras untuk berhasil.
b. Kebutuhan akan
kekuatan (need for pewer) : kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku
sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.
c. Kebutuhan
hubungan (need for affiliation) : Hasrat untuk hubungan antar pribadi yang
ramah dan akrab.
-
Teori-teori Isi
A. Teori Isi (content theory)
Profil kebutuhan yang dimiliki oleh seseorang
yang mendasari perilakunya. Teori isi terdiri dari 4 teori pendukung, yaitu :
1. Teori Hirarki Kebutuhan (A.
Maslow)
yang dikembangkan oleh Abraham
H.Maslow pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima
tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu :
- Fisiologis:
Kebutuhan yang paling bawah, dorongan kuat pada diri manusia untuk survive
(makan, minum & oksigen)
- Keamanan:
Standar hidup, jaminan, takut kehilangan pekerjaan
- Sosial:
Kebutuhan untuk dicintai & mencintai, merasa bagian dari suatu
kelompok (diterima disuatu kelompok), persahabatan & keakraban.
- Penghargaan:
Cukup dipandang, memberikan kontribusi pada orang lain, status &
penghargaan.
- Aktualisasi diri:
Perasaan bahwa pekerjaan yang dilakukan menghasilkan prestasi (senseof
accomplishment).
Menurut maslow, jika seorang
pimpinan ingin memotivasi seseorang, maka ia perlu memahami sedang berada pada
anak tangga manakah posisi bawahan dan memfokuskan pada pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan itu atau kebutuhan dia atas tingkat itu.
2. Teori-teori Proses
Teori-teori proses berkenaan dengan bagaimana perilaku timbul dan dijalankan. Teori-teori proses yang akan dibahas 1) teori pengharapan, 2) pembentukan perilaku, 3) teori Porter –Lawler, dan 4) teori keadilan
Teori-teori proses berkenaan dengan bagaimana perilaku timbul dan dijalankan. Teori-teori proses yang akan dibahas 1) teori pengharapan, 2) pembentukan perilaku, 3) teori Porter –Lawler, dan 4) teori keadilan
Teori Pengharapan
Konsep ini berhubungan dengan motivasi, dimana individu diperkirakan akan
menjadi pelaksana dengan prestasi tinggi bila mereka melihat 1) suatu
kemungkinan (probabilitas) tinggi bahwa usaha-usaha mereka akan mengarah ke
prestasi tinggi, 2) suatu probabilitas tinggi bahwa prestasi tinggi akan
mengarah ke hasil-hasil yang menguntungkan, dan 3) bahwa hasil-hasil tersebut
akan menjadi, pada keadaan keseimbangan, penarik efektif bagi mereka.
Teoeri pengharapan menyatakan bahwa perilaku kerja karyawan dapat dijelaskan
dengan kenyataan : para karyawan menentukan terlebih dahulu apa perilaku mereka
yang dapat dijalankan dan nilai yang diperkirakan sebagai hasil-hasil
alternative dari perilakunya.
Menurut Victor Vroom, dikenal dengan teori nilai – pengharapan Vroom, orang
dimotivasi untuk bekerja bila mereka (1) mengharapkan usaha-usaha yang
ditingkatkan akan mengarahkan ke balas jasa tertentu, dan (2) menilai balas
jasa sebagai hasil dari usaha-usaha mereka.
Pembentukan Perilaku
B.F. Skinner mengemukakan pendekatan lain terhadap motivasi yang mempengaruhi
dan merubah perilaku kerja yaitu teori pembentukan perilaku (operant
conditioning) atau sering disebut dengan istilah-istilah lain seperti behavior
modification, positive deforecement, dan Skinnerian conditioning.
Pendekatan ini didasarkan terutama atas hokum pengaruh (law of effect), yang
menyatakan bahwa perilaku yang diikuti dengan konsekuensi-konsekuensi pemuasan
cenderung diulang, sedangkan perilaku yang diikuti konsekuensi-konsekuensi
hukuman cenderung tidak diulang.
Jadi, perilaku (tanggapan) individu terhadap suatu situasi atau kejadian
(stimulus) adalah penyebab konsekuensi tertentu.
Ada empat teknik yang dapat digunakan manajer utnuk mengubah perilaku bawahan :
1.
Penguatan positif, bisa penguat primer seperti minuman atau makanan yang
memuaskan kebutuha-kebutuhan biologis, ataupun penguat sekunder seperti
penghargaan berwujud hadiah, promosi dan uang.
2.
Penguatan negatif, dimana individu akan mempelajari perilaku yang membawa
konsekuensi tidak menyenangkan dan kemudian menghindari perilaku tersebut di
masa mendatang (avoidance learning).
3.
Pemadaman, dilakukan dengan peniadaaan penguatan.
4.
Hukuman, melalui mana manajer mencoba untuk mengubah perilaku bawahan yang
tidak tepat dengan pemberian konsekuensi-konsekuensi negatif.
W. Clay hammer telah
mengidentifikasikan 6 (enam) pedoman penggunaan teknik-teknik pembentukan
perilaku, atau disebut teori belajar (learning theory), yaitu :
1.
Jangan memberikan penghargaan yang sama kepada semua orang.
2.
Perhatikan bahwa kegagalan utnuk member tanggapan dapat juga mengubah perilaku.
3.
Beritahu karyawan tentang apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan penghargaan.
4.
Beritahu karyawan tentang apa yang dilakukan secara salah.
5.
Jangan member hukuman di depan karyawan lain.
6.
Bertindak adil.
Teori Porter – Lawler
Model Porter – Lawler adalah teori pengharapan dari motivasi dengan versi
orientasi mendatang, dan juga menekankan antisipasi tanggapan-tanggapan atau
hasil-hasil. Para manajer tergantung terutama pada pengharapan di masa yang
akan dating, dan bukan pengalaman masa lalu.
Model pengharapan ini menyajikan sejumlah implikasi bagi manajer tentang
seharusnya memotivasi bawahan dan juga implikasi bagi organisasi. Seperti yang
diutarakan oleh Nadler dan Lawler, implikasi-implikasi model tertentu bagi
manajer mencakup :
1.
Pemberian penghargaan yang sesuai dengan kebutuhan bawahan.
2.
Penentuan prestasi yang diinginkan.
3.
Pembuatan tingkat prestasi yang dapat dicapai.
4.
Penghubungan penghargaan dengan prestasi.
5.
Penganalisaan faktor-faktor apa yang bersifat berlawanan dengan efektifitas
penghargaan.
6.
Penentuan penghargaan yang mencukupi atau memadai.
Sedangkan implikasi-implikasi bagi
organisasi adalah meliputi :
1.
Sistem penghargaan organisasi harus dirancang untuk memotivasi perilaku yang
beringinkan.
2.
Pekerjaan itu sendiri dapat dibuat sebagai pemberian penghargaan secara
intrinsic.
3.
Atasan langsung mempunyai peranan penting dalam proses memotivasi.
Teori Keadilan
Teori lain tentang
motivasi sebagai hasil dari berbagai penelitian adalah teori keadilan dan
ketidak-adilan. Teori ini mengemukakan bahwa orang akan selalu cenderung
membandingkan antara 1) masukan-masukan yang mereka berikan pada pekerjaannya
dalam bentuk pendidikan, pengalaman, latihan dan usaha, dengan 2) hasil-hasil
(penghargaan-penghargaan) yang mereka terima, seperti juga mereka membandingkan
balas jasa yang diterima karyawan lain dengan yang diterima dirinya untuk
pekerjaan yang sama.
Faktor kunci bagi
manajer dalah mengetahui apakah ketidak adilan dirasakan, dan bukan apakah
ketidak-adilan secara nyata ada.
3. Komunikasi :
- Pengertian Komunikasi
Definisi komunikasi adalah penjabaran tentang arti istilah komunikasi berdasarkan pencetusnya. Artikel
ini berisi daftar definisi komunikasi.Menurut Onong Uchjana Effendy komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media)
- Proses Komunikasi
Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator
menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu
persamaan makna antara komunikan
dengan komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi, banyak melalui perkembangan.
Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi
antar manusia
dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi.
Tahapan
proses komunikasi adalah sebagai berikut :
- Penginterpretasian.
- Penyandian.
- Pengiriman.
- Perjalanan.
- Penerimaan.
- Penyandian
balik.
- Penginterpretasian.
- Saluran Komunikasi dalam Organisasi
Komunikasi adalah sebuah tindakan untuk berbagi informasi, gagasan atau pun
pendapat dari setiap partisipan komunikasi yang terlibat didalamnya guna
mencapai kesamaan makna. Tindak komunikasi tersebut dapat dilakukan dalam
berbagai konteks. Konteks komunikasi yang telah dibahas pada
modul-modul sebelumnya adalah komunikasi antarpribadi (interpersonal Communication)
dan komunikasi kelompok.Konteks komunikasi selanjutnya yang akan kita bahas
adalah komunikasi organisasi.Tindak komunikasi dalam suatu organisasi berkaitan dengan pemahaman mengenai peristiwa komunikasi yang terjadi didalamnya, seperti apakah instruksi pimpinan sudah dilaksanakan dengan benar oleh karyawan atau pun bagaimana karyawan/bawahan mencoba menyampaikan keluhan kepada atasan, memungkinkan tujuan organisasi yang telah ditetapkan dapat tercapai sesuai dengan hasil yang diharapkan. Ini hanya satu contoh sederhana untuk memperlihatkan bahwa komunikasi merupakan aspek penting dalam suatu organisasi, baik organisasi yang mencari keuntungan ekonomi maupun organisasi yang bersifat sosial kemasyarakatan.
- Peranan Komunikasi Informal
Dalam suatu organisasi baik
yang berorientasi komersial maupun sosial, tindak komunikasi dalam organisasi
atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi, yaitu:
1. Fungsi informatif
Organisasi dapat dipandang
sebagai suatu sistem pemrosesan informasi (information-processing
system). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat
memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu.
2. Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif ini berkaitan
dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Pada
semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi
regulatif ini, yaitu:
- atasan atau
orang-orang yang berada dalam tataran manajemen yaitu mereka yang memiliki
kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan.
Disamping itu mereka juga mempunyai kewenangan untuk memberikan instruksi
atau perintah, sehingga dalam struktur organisasi kemungkinan mereka
ditempatkan pada lapis atas (position of authority) supaya
perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya.
- berkaitan dengan
pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi
pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian
peraturan-peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk
dilaksanakan.
3. Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu
organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai
dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang
lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab
pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan
kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan
kekuasaan dan kewenangannya.
4. Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha
menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat dilaksanakan tugas dan
pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal seperti
penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan laporan
kemajuan oraganisasi; juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan
antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga ataupun
kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan
keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap
organisasi.
- Hambatan-hambatan Komunikasi Efektif
1.
Faktor hambatan
yang biasanya terjadi dalam proses komunikasi, dapat dibagi dalam 3 jenis
sebagai berikut:
a.
Hambatan Teknis
Hambatan jenis ini
timbul karena lingkungan yang memberikan dampak pencegahan terhadap kelancaran
pengiriman dan penerimaan pesan. Dari sisi teknologi, keterbatasan fasilitas
dan peralatan komunikasi, akan semakin berkurang dengan adanya temuan baru di bidang
teknologi komunikasi dan sistim informasi, sehingga saluran komunikasi dalam
media komunikasi dapat diandalkan serta lebih efisien.
b.
Hambatan Semantik
Gangguan semantik
menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau idea secara efektif.
Definisi semantik adalah studi atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa.
Suatu pesan yang kurang jelas, akan tetap menjadi tidak jelas bagaimanapun
baiknya transmisi.
c.
Hambatan Manusiawi
Hambatan jenis ini
muncul dari masalah-masalah pribadi yang dihadapi oleh orang-orang yang
terlibat dalam komunikasi, baik komunikator maupun komunikan.
1.
Ada beberapa
hambatan terhadap komunikasi yang efektif, yaitu :
1.
Mendengar.
Biasanya kita
mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau informasi yang ada di
sekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar dan tanggapi. Informasi
yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita dengar.
2.
Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui.
3.
Menilai sumber.
Kita cenderung
menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada anak kecil yang memberikan
informasi tentang suatu hal, kita cenderung mengabaikannya.
4.
Persepsi yang berbeda.
Komunikasi tidak
akan berjalan efektif, jika persepsi si pengirim pesan tidak sama dengan si
penerima pesan. Perbedaan ini bahkan bisa menimbulkan pertengkaran, diantara
pengirim dan penerima pesan.
5.
Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda.
Kita sering
mendengar kata yang artinya tidak sesuai dengan pemahaman kita. Seseorang
menyebut akan datang sebentar lagi, mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang
menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti satu menit, lima menit, setengah jam
atau satu jam kemudian.
6.
Sinyal nonverbal yang tidak konsisten.
Gerak-gerik kita
ketika berkomunikasi – tidak melihat kepada lawan bicara, tetap dengan
aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita-, mampengaruhi
porses komunikasi yang berlangsung.
7.
Pengaruh emosi.
Pada keadaan
marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima informasi. apapun berita atau
informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan ditanggapinya.
8.
Gangguan.
Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita
berkomunikasi, jarak yang jauh, dan lain sebagainya.
4. Peningkatan Efektivitas Komunikasi
UPAYA
MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI
Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi,
artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk
saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar
pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesamanya. Dalam
kehidupannya manusia sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah
baik formal maupun informal. Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang
kompleksitasnya jelas terlihat melalui jenis, peringkat, bentuk dan jumlah
interaksi yang berlaku.
Proses dalam organisasi adalah salah satu faktor penentu
dalam mencapai organisasi yang efektif. Salah satu proses yang akan selalu
terjadi dalam organisasi adalah proses komunikasi. Melalui organisasi terjadi
pertukaran informasi, gagasan, dan pengalaman. Mengingat perannya yang penting
dalam menunjang kelancaran berorganisasi, maka perhatian yang cukup perlu
dicurahkan untuk mengelola komunikasi dalam organisasi. Proses komunikasi yang
begitu dinamik dapat menimbulkan berbagai masalah yang mempengaruhi pencapaian
sebuah organisasi terutama dengan timbulnya salah faham dan konflik.
Komunikasi memelihara motivasi dengan memberikan
penjelasan kepada para pegawai tentang apa yang harus dilakukan, seberapa baik
mereka mengerjakannya dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja
jika sedang berada di bawah standar.
Aktivitas komunikasi di perkantoran senantiasa disertai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Budaya komunikasi dalam konteks komunikasi
organisasi harus dilihat dari berbagai sisi. Sisi pertama adalah komunikasi
antara atasan kepada bawahan. Sisi kedua antara pegawai yang satu dengan
pegawai yang lain. Sisi ketiga adalah antara pegawai kepada atasan.
Masing-masing komunikasi tersebut mempunyai polanya masing-masing.
Komentar mengenai artikel:
Dari pembahasan
berbagai sumber di atas dapat kita pelajari tentang pentingnya komunikasi di
dalam hidup kita khususnya dalam berorganisasi. Banyak kesalahpahaman yang akan
terjadi bila para anggota dalam organisasi tidak menerapkan berkomunikasi yang
baik dan benar. Artikel mengenai hambatan-hambatan dalam komunikasi saya rasa
cukup baik dalam membuat kita sadar betapa pentingnya komunikasi di dalam
bersosialisasi.
Terima kasih
khususnya untuk para narasumber dan mohon maaf bila ada kesalahan dalam
pengerjaan tugas ini. Wassalamualaikum wr.wb
Sumber:
http://mukhliscaniago.wordpress.com/2011/03/12/upaya-meningkatkan-efektivitas-komunikasi-organisasi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar