TUGAS SOFTSKILLS
“MANAJEMEN UMUM”
Tugas ke-satu ::
1.
Pengertian Manajemen
Dalam
suatu organisasi dan suatu perusahaan terdapat sebuah manajemen yang bertugas
untuk mengatur sagala sesuatu yang berhubungan dengan pengolahan kinerja di
organisasi tersebut.
Berikut
adalah pengertian manajemen yang saya ambil dari salah satu sumber yang ada di
internet.
Manajemen
adalah Suatu Proses dalam rangka mencapai tujuan dengan bekerja bersama melalui
orang-orang dan sumber daya organisasi lainnya.
- Difinisi Manajemen
Selain arti
dari manejemn itu sendiri, terdapat pula suatu definisi yang lebih
mengungkapkan arti manajemen dalam arti
yang luas
“Manajemen
adalah suatu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian/pengawasan, yang dilakukan untuk
menetukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan
sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya”
- Manajemen sebagai ilmu dan seni.
Manajemen
memiliki banyak arti yang luas dan memiliki pengertian dalam berbagai bidang. Dalam pembahasan ini adalah
pembahasan mengenai menejemen sebagai ilmu dan seni. Secara tidak langsung
suatu menejemen memang menjadi suatu ilmu karena termasuk ke dalam pembelajaran
masalah, pengaturan berbagai hal. Dan manajemen dapat di golongkan sebagai
bidang seni dalam artian dalam suatu pengaturan hal dan masalah terdapat seni
yang menunjukan keindahan dalam mengatur hal.
·
Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan
pengorganisasian,penyusunan,pengarahan dan pengawasan daripada sumberdaya
manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (By : Drs. Oey Liang Lee )
2. Manajemen dan Manajer
Kata Manajemen berasal
dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti "seni
melaksanakan dan mengatur." Manajemen belum memiliki definisi yang mapan
dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan
manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini
berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain
untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen
sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif
berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien
berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan
sesuai dengan jadwal.
- Tingkatan Manajemen
Tingkatan manajemen dan manajer adalah suatu aspek yang ada di dalam suatu
pengelompokan menejemen .Dilihat dari tingakatan organisasi, manajemen dibagi dalam 3 tingkatan yaitu:
1. Manajemen Puncak (Top Management)
Manajer bertaggungjawab atas pengaruh yang ditmbulkan dari keputusan-keputusan manajemen keseluruhan dari organisasi. Misal: Direktur, wakil direktur, direktur utama. Keahlian yang dimiliki para manajer tinggkat puncak adalah konseptual, artinya keahlian untuk membuat dan mmerumuskan konsep untuk dilaksanakan oleh tingkatan manajer dibawahnya. Misal:
2. Manajemen Menengah (Middle Management)
Manajemen menengah harus memeiliki keahlian interpersonal/manusiawi, artinya keahlian untuk berkomunikasi, bekerjasama dan memotivasi orang lain. Manajer bertanggungjawab melaksanakan reana dan memastikan tercapainya suatu tujuan. Misal: manajer wilayah, kepala divisi, direktur produk.
3. Manajemen Bawah/Lini (Low Management)
Manager bertanggung jawab menyelesaikan rencana-rencana yang telah ditetapkan oleh para manajer yang lebih tinggi. Pada tngkatan ini juga memiliki keahlian yaitu keahlian teknis, atrinya keahlian yahng mencakup prosedur, teknik, pengetahuan dan keahlian dalam bidang khusus. Misal: supervisor/pengawas produksi, mandor.
- Fungsi-fungsi Manajemen
Di dalam bagian-bagian
manajemen terdapat fungsi-fungsi menejemen yang menunjukan suatu tujuan di
bangunnya suatu pengaturan menejemen
Ada 4 fungsi
utama dalam manajemen:
1. Perencanaan (Planning),
2. Pengorganisasian (Organizing),
3. Pengarahan (Actuating/Directing),
4. Pengawasan (Controlling)
Fungsi Perencanaan1. Perencanaan (Planning),
2. Pengorganisasian (Organizing),
3. Pengarahan (Actuating/Directing),
4. Pengawasan (Controlling)
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain—pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan—tak akan dapat berjalan.
Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
Kegiatan dalam Fungsi Perencanaan :
- Menetapkan tujuan dan target bisnis
- Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut
- Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan
- Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis.
Fungsi Pengorganisasian
Proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.
Kegiatan dalam Fungsi Pengorganisasian :
- Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan menetapkan prosedur yang diperlukan
- Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggungjawab
- Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia/tenaga kerja
- Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat
Fungsi Pengarahan dan Implementasi
Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi.
Kegiatan dalam Fungsi Pengarahan dan Implementasi :
- Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan
- Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan
- Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan
Fungsi Pengawasan dan Pengendalian
Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.
Kegiatan dalam Fungsi Pengawasan dan Pengendalian :
- Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan
- Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan
- Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan dan target bisnis
- Ketrampilan-ketrampilan Manajerial
Keterampilan
Manajerial menjadi salah satu hal yang penting di dalam suatu bagan pengaturan
menejemen agar keahlian me-manage suatu hal dapat lebih terlihat
Bila kita
asumsikan bahwa manajer adalah seorang yang mengarahkan aktivitas dari orang
lain dan mengambil tanggung jawab terhadap pencapaian suatu tujuan (objective)
melalui usaha tersebut, maka seorang manajer yang sukses biasanya adalah mereka
yang mempunyai 3 (tiga) keterampilan dasar, yaitu: keterampilan
teknis(technical skill), keterampilan inter-personal(human skill), dan keterampilan
konseptual (conceptual skill).
Lalu sebenarnya apa yang dimaksud dengan keterampilan manajerial itu? Menurut Bigelow (1998), sebenarnya tidak banyak teks yang mendefinisikan apa yang dimaksud dengan keterampilan manajerial. Banyak teks yang lebih menekankan kepada proses pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan daripada mendefinisikan secara spesifik keterampilan manajerial. Namun berdasarkan kompilasi beberapa teks, keterampilan manajerial berkaitan dengan teori, teknik, dan pedoman perilaku, yang bila diaplikasikan secara tepat akan meningkatkan performa keberhasilan seorang manager. Sekarang, mari kita telaah lebih lanjut ranah properti keterampilan ini.
Lalu sebenarnya apa yang dimaksud dengan keterampilan manajerial itu? Menurut Bigelow (1998), sebenarnya tidak banyak teks yang mendefinisikan apa yang dimaksud dengan keterampilan manajerial. Banyak teks yang lebih menekankan kepada proses pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan daripada mendefinisikan secara spesifik keterampilan manajerial. Namun berdasarkan kompilasi beberapa teks, keterampilan manajerial berkaitan dengan teori, teknik, dan pedoman perilaku, yang bila diaplikasikan secara tepat akan meningkatkan performa keberhasilan seorang manager. Sekarang, mari kita telaah lebih lanjut ranah properti keterampilan ini.
A. Keterampilan Teknis
Keterampilan ini meliputi pemahaman dan kompetensi dalam aktivitas yang spesifik, khususnya yang berkaitan dengan suatu metode, proses, prosedur tertentu yang bersifat teknis. Ia melibatkan pengetahuan dan kemampuan analitis yang khusus dan mempunyai tahapan pemecahan masalah (troubleshooting) yang relative baku/standar. Dalam terminologi pelatihan, maka pelatihan yang berkaitan dengan pekerjaan (vocational dan on the job training) besar manfaatnya dalam rangka mengembangkan keterampilan ini.
B. Keterampilan Inter-personal
Ini berhubungan dengan kemampuan untuk bekerja dengan, memahami dan memotivasi orang lain, memahami sudut pandang dan perilaku atasan, rekan sejawat, dan bawahan terhadap suatu masalah dan memposisikan dirinya secara proporsional. Seseorang yang mempunyai kemampuan ini kiranya
cukup
sensitive terhadap keinginan dan motivasi orang lain dalam kelompoknya sehingga
dia dapat memperkirakan tindakan apa yang perlu dan hasil yang yang diharapkan.
Keterampilan ini bisa juga diklasifikasikan dalam :
(a)
kepemimpinan dalam kelompok sendiri (intra-group skill), dan
(b)
keterampilan dalam mengelola hubungan antar kelompok (inter-group skill).
Dalam ranah
tingkat manajemen, intra-group skill mempunyai peran dominan pada kelompok
manajer dasar (first line management) dan menengah (middle management), maka
inter-group skill sangat dirasakan penting peranannya pada manajer tingkat atas
(higher level/top management).
Untuk
menguasai keterampilan ini, seorang manajer harus dapat mengembangkan sendiri
persepsi pribadinya terhadap aktivitas orang lain sehingga ia dapat:
· mengenali perasaan dan sentimen dalam situasi tertentu;
· mempunyai sikap terhadap pengalamannnya sendiri dan berusaha untuk belajar dari pengalaman itu;
· mengembangkan kemampuan untuk memahami apa yang ingin disampaikan seseorang melalui tindakan dan kata-kata mereka;
· mengembangkan kemampuan untuk mengkomunikasikan ide dan sikapnya kepada orang lain secara tepat.
· mengenali perasaan dan sentimen dalam situasi tertentu;
· mempunyai sikap terhadap pengalamannnya sendiri dan berusaha untuk belajar dari pengalaman itu;
· mengembangkan kemampuan untuk memahami apa yang ingin disampaikan seseorang melalui tindakan dan kata-kata mereka;
· mengembangkan kemampuan untuk mengkomunikasikan ide dan sikapnya kepada orang lain secara tepat.
3. Evolusi Teori Manajemen
- Teori Manajeman Klasik
Teori Manajemen Klasik
- Robert Owen
Dimulai pada awal tahun 1800-an
sebagai Manajer Pabrik Pemintalan Kapas di New Lanark, Skotlandia. Robert Owen
mencurahkan perhatiannya pada penggunaan faktor produksi mesin dan faktor
produksi tenaga kerja. Dari hasil pengamatannya disimpulkan bahwa, bilamana
terhadap mesin diadakan suatu perawatan yang baik akan memberikan keuntungan
kepada perusahaan, demikian pula halnya pada tenaga kerja, apabila tenaga kerja
dipelihara dan dirawat (dalam arti adanya perhatian baik kompensasi,
kesehantan, tunjangan dan lain sebagainya) oleh pimpinan perusahaan akan
memberikan keuntungan kepada perusahaan. Selanjutnya dikatakan bahwa kuantitas
dan kualitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh situasi ekstern dan intern dari
pekerjaan. Atas hasil penelitiannya Robert Owen dikenal sebagai Bapak
Manajemen Personalia. Dia juga sebagai salah seorang pendiri gerakan
koperasi konsumsi, adapun usaha yang pernah dilakukan dan mengalami kegagalan
adalah mendirikan suatu komune di New Harmoni, Indiana pada tahun 1824.
- Charles Babbage
Charles Babbage adalah seorang Profesor
Matematika dari Inggris yang menaruh perhatian dan minat pada bidang manajemen.
Perhatiannya pada operasi-operasi pabrik yang dapat dilakukan secara efisien.
Dia percaya bahwa aplikasi prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja akan
menaikkan produktivitas dari tenaga kerja dan menurunkan biaya, karena
pekerjaan-pekerjaan dilakukan secara efektif dan efisien. Dia menganjurkan agar
para manajer bertukar pengalaman dan dalam penerapan prinsip-prinsip manajemen.
Perhatiannya diarahkan dalam hal pembagian kerja (devision of labour), yang
mempunyai beberap keunggulan, yaitu :
- Waktu yang diperlukan untuk belajar dari
pengalaman-pengalaman yang baru.
- banyaknya waktu yang terbuang bila seseorang berpindah
dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, dan orang tersebut harus
menyesuaikan kembali pada pekerjaan barunya sehingga akan menghambat
kemajuan dan ketrampilan pekerja, untuk itu diperlukan spesialisasi dalam
pekerjaannya.
- Kecakapan dan keahlian seseorang bertambah karena
seorang pekerja bekerja terus-menerus dalam tugasnya.
- Adanya perhatian pada pekerjaannya sehingga dapat
meresapi alat-alatnya karena perhatiannya pada itu-itu saja.
Kontribusi lain dari Charles Babbage
yaitu menciptakan mesin hitung (calculator) mekanis yang pertama, mengembangkan
program-program permainan untuk komputer, mengembangkan kerja sama yang saling
menguntungkan antara para pekerja dengan pemilik perusahaan, juga membuat skema
perencanaan pembagian keuntungan
- Teori Perilaku
Teori
Manajemen Perilaku (Behavioral Management Theory)
Penekanan
pemikiran manajemen pasca aliran klasik ada di seputar interaksi dan motivasi
individu di dalam organisasi. Prinsip-prinsip manajemen selama periode klasik
kurang mampu menyesuaikan diri dengan aneka situasi berbeda yang berkembang di
sekeliling organisasi. Aliran tersebut juga dianggap kurang mampu menjelaskan
munculnya perilaku pekerja yang beragam dalam menjalankan pekerjaan.
Singkatnya, aliran klasik dianggap telah mengabaikan motivasi dan perilaku
tumbuh di dalam diri pekerja. Hasilnya, muncul aliran perilaku (behavioral).
Teori
manajemen behavioral kerap disebut gerakan hubungan manusia akibat ia
menekankan pentingnya dimensi manusia dalam pekerjaan. Teoretisi behavioral
yakin bahwa pemahaman yang lebih baik atas perilaku manusia saat mereka
bekerja, seperti motivasi, konflik, harapan, dan dinamika kelompok, akan
meningkatkan produktivitas organisasi.
Elton
Mayo. Kontribusi Mayo berawal dari Hawthorne Studies. Mayo dan rekannya F. J.
Roethlisberger menyimpulkan bahwa peningkatan produksi merupakan hasil
pengawasan supervisor ketimbang perubahan pencahayaan ruangan atau
fasilitas-fasilitas lain yang bersifat fisik bagi pekerja. Supervisor yang
mampu memahami apa yang sesungguhnya diinginkan pekerja, diyakini akan mampu
meningkatkan motivasi dan produktivitas mereka. Kesimpulan pokok dari Hawthorne
Studies adalah, hubungan antarmanusia dan kebutuhan sosial pekerja adalah aspek
kunci bagi manajemen. Konsep motivasi dalam diri manusia ini mendorong
munculnya teori dan praktek manajemen yang revolusioner.
Abraham
Maslow. Seorang psikolog, membangun apa yang kemudian dikenal sebagai Teori
Kebutuhan. Teori kebutuhan adalah teori motivasi kerja yang didasarkan pada
kebutuhan umum manusia. Teori Maslow punya 3 asumsi:
- Kebutuhan manusia tidak akan
pernah terpuaskan;
- Perilaku manusia punya tujuan
dan dimotivasi oleh kebutuhan untuk merasakan kepuasan; dan
- Kebutuhan dapat diklasifikasi
menurut struktur hirarki dari yang terpenting, yaitu daribawah (dasar)
hingga yang lebih kemudian.
- Teori Kuantitatif (Riset Operasi dan
Ilmu Manajemen)
Pendekatan
kuantitatif adalah penggunaan sejumlah teknik kuantitatif—seperti statistik,
model optimasi, model informasi, atau simulasi komputer—untuk membantu
manajemen dalam mengambil keputusan. Sebagai contoh, pemrograman linear
digunakan para manajer untuk membantu mengambil kebijakan pengalokasian sumber
daya; analisis jalur kritis (Critical Path Analysis) dapat digunakan untuk
membuat penjadwalan kerja yang lebih efesien; model kuantitas pesanan ekonomi
(economic order quantity model) membantu manajer menentukan tingkat persediaan
optimum; dan lain-lain.
Pengembangan kuantitatif muncul dari pengembangan solusi matematika dan statistik terhadap masalah militer selama Perang Dunia II. Setelah perang berakhir, teknik-teknik matematika dan statistika yang digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan militer itu diterapkan di sektor bisnis. Pelopornya adalah sekelompok perwira militer yang dijuluki "Whiz Kids". Para perwira yang bergabung dengan Ford Motor Company pada pertengahan 1940-an ini menggunakan metode statistik dan model kuantitatif untuk memperbaiki pengambilan keputusan di Ford.
Ditandai dengan perkembangan tim-tim riset Operasi dalam pemecahan masalah-masalah industri, sejalan dengan perkembangan dunia teknologi, prosedur-prosedur riset operasional kemudian diformulasikan dan disebut dengan aliran Management Science.
Pengembangan kuantitatif muncul dari pengembangan solusi matematika dan statistik terhadap masalah militer selama Perang Dunia II. Setelah perang berakhir, teknik-teknik matematika dan statistika yang digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan militer itu diterapkan di sektor bisnis. Pelopornya adalah sekelompok perwira militer yang dijuluki "Whiz Kids". Para perwira yang bergabung dengan Ford Motor Company pada pertengahan 1940-an ini menggunakan metode statistik dan model kuantitatif untuk memperbaiki pengambilan keputusan di Ford.
Ditandai dengan perkembangan tim-tim riset Operasi dalam pemecahan masalah-masalah industri, sejalan dengan perkembangan dunia teknologi, prosedur-prosedur riset operasional kemudian diformulasikan dan disebut dengan aliran Management Science.
- Evolusi Teori Manajemen
Ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahunlalu. Dibuktikan
dengan adanya piramida diMesir. Tanpa adanya seseorang yangmemedulikan apa
sebutan manajer ketika ituyang harus merencanakan apa yang harusdilakukan ,
mengorganisir manusia dan bahanbaku yang dipakai , mengarahkan pekerja
danmenegakan pengendalian tertentu untukmenjamin semua dikerjakan sesuai
rencana Perkembangan teori manajemen sampai saatini telah berkembang secara
pesat. Tapi masihbelum ada teori yang bersifat umum ataupunkumpuulan-kumpulan
hukum yang dapatditerapkan dalam berbagai situasi.
¨ Para pakar telah mendefinisikan manajemensebagai
proses perencanaan ,pengorganisasian , kepemimpinan danpengendalian
sumber-sumber daya darisuatu organisasi untuk mencapai sasaran tertentu
4. Manajemen dan Lingkungan Eksternal
- Definisi Lingkungan
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi
fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi
surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh
di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan
manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
- Faktor-faktor Lingkungan Eksternal
Mikro dan Makro
LINGKUNGAN ORGANISASI
PERUSAHAAN
Lingkungan organisasi
perusahaan terdiri dari:
1. Lingkungan Eksternal
2. Lingkungan Internal
Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal atau
lingkungan yang berada di luar organisasi saling mempertukarkan sumber dayanya
dengan organisasi tersebut dan tergantung satu sama lain. Organisasi
mendapatkan input (bahan baku, uang, tenaga kerja) dari lingkungan eksternal,
kemudian ditransformasikan menjadi produk dan jasa sebagai output bagi
lingkungan eksternal
Lingkungan Ekstern Mikro
Lingkungan ekstern mikro
terdiri dari:
1. Pelanggan (customers)
Pelanggan membeli produk
barang dan jasa. Perusahaan tidak dapat hidup tanpa dukungan pelanggan. Oleh
karena itu, untuk mencapai keberhasilan usahanya suatu perusahaan perlu
mengamati perubahan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Pengamatan reaktif dan proaktif
merupakan strategi dalam mengamati kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Pengamatan reaktif adalah memusatkan perhatian pada kecendrungan dan masalah
pelanggan setelah kejadian, misalnya mendengarkan keluhan pelanggan. Pengamatan
proaktif terhadap pelanggan adalah dengan memperkirakan kejadian, kecendrungan,
dan masalah sebelum hal itu terjadi (sebelum pelanggan mengeluh).
2. Pesaing (Competitors)
Pesaing adalah perusahaan di
dalam industri yang sama dan menjual produk atau jasa kepada pelanggan.
Seringkali perbedaan antara keberhasilan dan kegagalan usaha tergantung pada
apakah perusahaan melakukan pelayanan yang lebih baik daripada pesaing lain.
Karena itu, perusahaan harus melakukan analisis bersaing, yaitu menentukan
siapa pesaingnya, mengantisipasi pergerakan pesaing, serta memperhitungkan kekuatan
dan kelemahan pesaing.
3. Pemasok (suppliers)
Pemasok adalah perusahaan yang
menyediakan bahan baku, tenaga kerja, keuangan dan sumber informasi kepada
perusahaan lain. Terdapat hubungan saling ketergantungan antara pemasok dan
perusahaan. Ketergantungan perusahaan pada pemasok adalah pentingnya produk
pemasok bagi perusahaan dan sulitnya mencari sumber lain sebagai pengganti.
Ketergantungan pemasok pada perusahaan adalah suatu tingkat dimana perusahaan
pembeli sebagai pelanggan bagi pemasok dan sulitnya menjual produk kepada
pembeli lain.
4. Perwakilan-perwakilan
Pemerintah
Hubungan organisasi dalam
perwakilan-perwakilan pemerintah berkembang semakin kompleks.
Peraturan-peraturan industri yang ditetapkan oleh perwakilan pemerintah ini
harus ditaati oleh organisasi dalam operasinya, prosedur perijinan, dan
pembatasan-pembatasan lainnya untuk melindungi masyarakat.
5. Lembaga Keuangan
Organisasi-organisasi
tergantung pada bermacam-macam lembaga keuangan, seperti bank-bank komersial,
bank-bank instansi, dan perusahaan-perusahaan asuransi termasuk pasar modal.
Lembaga keuangan ini sangat dibutuhkan perusahaan untuk menjaga dan memperluas
kegiatan-kegiatannya seperti pendanaan untuk membangun fasilitas baru dan
membeli peralatan baru, serta pembelanjaan operasi-operasinya.
Lingkunan Ekstern Makro
Lingkungan ekstern makro
terdiri dari:
1. Ekonomi
Keadaan ekonomi suatu negara
akan mempengaruhi sebagian besar organisasi yang beroperasi di dalamnya. Pada
suatu keadaan perekonomian yang sedang tumbuh, secara umum kemampuan daya beli
masyarakat untuk membeli suatu produk atau jasa meningkat. Akan tetapi, kondisi
perekonomian seperti itu tidak menjamin bahwa suatu perusahaan juga bertumbuh,
hanya menyediakan lingkungan yang mendorong terjadinya pertumbuhan usaha. Dalam
keadaan perekonomian yang lesu, daya beli masyarakat yang menurun, membuat
pertumbuhan usaha menjadi sulit. Sehingga para manajer perusahaan harus selalu
mengantisipasi variable-variabel ekonomi seperti kecendrungan inflasi, tingkat
suku bunga, kebijakan fiscal dan moneter, dan harga-harga yang ditetapkan oleh
pesaing.
2. Teknologi
Teknologi adalah pengetahuan,
peralatan, dan teknik yang digunakan untuk mengubah bentuk masukan (input)
menjadi keluaran (output). Sehingga perubahan dalam teknologi dapat membantu
perusahaan menyediakan produk yang lebih baik atau menghasilkan produknya
dengan lebih efisien. Akan tetapi prubahan teknologi juga dapat memberikan
suatu ancaman bagi perusahaan-perusahaan tradisional. Contohnya perusahaan
fotocopy pada awalnya memberi ancaman bagi perusahaan kertas karbon.
3. Politik Hukum
Komponen politik/hukum adalah
undang-undang, peraturan, dan keputusan pemerintah yang mengatur perilaku
usaha. Komponen politik/hukum ini dalam suatu periode waktu tertentu akan
menentukan operasi perusahaan. Sehingga manajer tidak mungkin mengabaikan iklim
politik dan hukum-hukum maupun peraturan yang ada di suatu negara, seperti
perlakuan yang adil dalam pembayaran gaji harus sesuai dengan upah minimum yang
ditetapkan pemerintah.
4. Sosial Budaya
Komponen sosial budaya merujuk
kepada karakteristik demografi serta perilaku, sikap, dan norma-norma umum dari
penduduk dalam suatu masyarakat tertentu. Pertama, perubahan karakteristik
demografi seperti, jumlah penduduk dengan keterampilan khusus, pertumbuhan atau
pengurangan dari golongan populasi tertentu, mempengaruhi cara perusahaan
menjalankan usahanya. Kedua, perubahan sosial budaya dalam perilaku, sikap, dan
norma-norma juga mempengaruhi permintaan akan produk dan jasa suatu usaha.
5. Tanggung jawab sosial manajer
Perubahan
konsep manajerial dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern. Seorang manajer
mempunyai tanggung jawab social atas keputusan-keputusan yang diambil, mengapa
dikatakan demikian karena mempengaruhi dalam pencapaian tujuan organisasi baik
dalam jangka panjang maupun dalam jangka panjang, disamping itu juga menyangkut
hajat hidup orang banyak yang kesemuanya menggantungkan dirinya kepada
organisasi tersebut (ini kalau dilihat dari segi dimana seseorang bekerja). Atas
dasar ini maka seorang manajer dituntut untuk dapat mengimplementasikan etika
berusaha (the ethics of manager).
Tanggung
jawab utama manajer adalah untuk menjalankan perusahaan sesuai dengan keinginan
pemegang saham selaku pemilik perusahaan.
Berarti bahwa manajemen mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi didepan pembulatan dalam mengambil keputusannya. Tanggung jawab perusahaan itu merupakan salah satu tugas yang harus dilakukan oleh para manajer organisasi perusahaan agar dapat menjalankan dan mewujudkan tujuan awal dalam sebuah perusahaan, instansi ataupun dalam sebuah organisasi sekalipun.
Berarti bahwa manajemen mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi didepan pembulatan dalam mengambil keputusannya. Tanggung jawab perusahaan itu merupakan salah satu tugas yang harus dilakukan oleh para manajer organisasi perusahaan agar dapat menjalankan dan mewujudkan tujuan awal dalam sebuah perusahaan, instansi ataupun dalam sebuah organisasi sekalipun.
Sumber:
Mukhyi,
Muhammad Abdul., Imam Hadi Saputro (1995). Pengantar Manajemen Umum
(Untuk STIE). Jakarta: Universitas Gunadarma.
Komentar saya mengenai artikel
tersebut.
Dalam
kehidupan kita ,kita akan membutuhkan suatu pengaturan seperti pengaturan
waktu, pengaturan diri,dll. Dan suatu pengaturan itu sering kali kita sebut
manajemen. Pada artikel di atas telah di jelaskan mengenai berbagai hal
mengenai MANAJEMEN. Banyak yang telah kita bahas dan banyak pula sumber yang
dapat membantu saya dalam pembahasan berbagai hal mengenai manajemen ini. Dan
saya harap artikel in dapat bermanfaat bagi kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar